Kerapuhan di antara Kekuatan

“Aku ga akan pulang, banyak kerjaan yang harus diselesaikan di sini !”

Rasanya aku tak cukup kuat untuk terus berpura-pura memasang tampang super tangguh dengan senyum merekah sambil mengucapkan kalimat itu setiap kali ada yang bertanya, “Met, mau pulang kapan?”

Hingga satu per satu dari mereka telah meninggalkan aku sendiri di sini. Mereka, saudara-saudaraku itu dengan senyum penuh kebahagiaan telah pulang ke kampung halamannya masing-masing. Seolah tak sabar bertemu dengan sosok-sosok yang amat mereka rindukan. Keluarga. Ya, tentu saja mereka ingin berkumpul menghabiskan waktu liburan bersama keluarga mereka.

Aku?

Aku ingin menangis. Sungguh. Mungkin beberapa detik lagi air mata ini akan segera mengalir deras. Aku tak sanggup lagi berpura-pura kuat menahan beban ini, ketika perlahan kesedihan dan kesepian itu terus menggerogoti perasaanku.

Bukannya aku tidak ingin pulang. Siapa sih, yang tidak ingin menghabiskan waktu bersama keluarga yang jarang dijumpai dalam moment liburan seperti ini? Satu bulan pula. Siapa juga yang ingin tetap berada di kampus ketika yang lain tidak ada? Mau ngapain pula?

Tapi ini tentang hati. Ya, hatiku tak cukup kuat untuk kembali mengulang masa-masa pahit itu. Masa-masa pahit ketika aku sampai di kampung halaman sementara tidak ada tempat yang bisa menerimaku untuk sekedar duduk istirahat.

Hmmm… yasudahlah.

Bukankah itu yang membuatku berbeda? Membuatku menjadi tidak biasa? Membuatku menjadi luar biasa?

***

Aku memang kelihatan baik-baik saja, tetapi dalam hatiku aku merasakan kesunyian yang begitu menyiksa karena ketiadaan keluarga yang mencintaiku. Memang banyak orang yang menganggapku sebagai keluarganya sendiri. Namun hati kecilku tetap ingin memiliki sebuah keluarga yang tidak hanya sekedar ikatan batin saja. Tapi juga ikatan yang diakui dalam kehidupan social masyarakat.

Impianku sederhana : Hanya ingin memiliki sebuah keluarga yang utuh !!!

Bogor, 17 Januari 2012

Rumah Sejahtera,

HEVI METALIKA APRILIA